MA'RIFATUL QUR'AN

Oleh: Ust Ghaffar.


Ketika manusia mencoba mengupas keagungan Al Qur'an Al Karim, maka ketika itu pulalah manusia harus tunduk mengakui keagungan dan kebesaran Allah SWT. Karena dalam Al-Qur'an terdapat lautan mnakna yang tiada batas, lautan keindahan bahasa yang tiada dapat dilukiskan oleh kata kata, lautan keilmuan yang belum terpikirkan dalam jiwa manusia dan berbagai lautan lautan lainnya yang tidak terbayangkan oleh indra kita.

Oleh karenanya, mereka mereka yang telah dapat berinteraksi dengan Al Qur'an sepenuh hati, dapat merasakan getaran keagungan yang tiada bandingannya. Mereka dapat merasakan sebuah keindahan yang tidak terhingga, yang dapat menjadikan orientasi dunia sebagai sesuatu yang teramat kecil dan sangat kecil sekali. Sayid Qutub, di dalam muqadimah Fi Dzilail Qur'annya mengungkapkan: Hidup dibawah naungan Al Qur'an merupakan satu kenikmatan. Kenikmatan yang tiada dapat dirasakan, kecuali hanya oleh mereka yang benar benar telah merasakaannya.

Suatu kenikmatan yang mengangkat jiwa, memberikan keberkahan dan mencucikannya, Dan Alhamdulilah Allah telah memberikan kenikmatan pada diriku untuk hidup dibawah naungan Al Qur'an beberapa saat dalam perputaran zaman. Di Situ aku dapat merasakan sebuah kenikmatan yang benar benar belum pernah aku rasakan sebelumnya sama sekali dalam hidupku.

Definisi Qur'an
Dari segi bahasa, Al Qur'am berasal dari Qara'a yang berarti menghimpun dan menyatukan. Sedangkan Qira'ah berarti menghimpun huruf huruf dan kata kata yang satu dengan yang lainnya dengan susunan yang rapih.

Adapun dari segi istilahnya, Al Qur'an adalah kalamullah yang merupakan mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan dijadikan membacanya sebagai ibadah. Keterangan dari definisi di atas adalah sebagai berikut:

1. Kalam Allah.
Bahwa Al Qur'an merupakan firman Allah yang Allah ucapkan kepada Rasulullah SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Firman Allah merupakan kalam (perkataan), yang tentu saja tetap berbeda dengan kalam manusia, kalam hewan ataupun kalam para malaikat. Allah berfirman (QS 53:4). Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).


2 .Mu’jizat.
Kemujizatan Al Qur’an merupakan sutu hal yang sudah terbukti dari semnjak zamah Rasulullah SAW Hingga zaman kita dan hjingga akhir jaman kelak. Dari segi susunan bahasanya, sejak dulu hingga kini. Al Qur’an dijadikan rujukan oleh pakar pakar bahasa. Dari segi isi kandungannya, Al Qur’an juga sudah menunjukan  mu’jizat, mencakup bidang ilmu alam, matematika, astronomi, bahkan juga ‘prediksi’ (sebagaunaba tabg terdaoat dalam surat al Rum mengenai bangsa romawi yang mendapatkan kemenangan setelah kekalahan), dsb salah satu bukti bahwa Al Qur’an itu merupakan mu’jizat  adalah bahwa Al Qur’an  sejak diturunkan senantiasa memberikan tantangan kepada umat manusia untuk membuat semisal Al Qur’an tandingan’, jika mereka memiliki keraguan bahwa Al Qur’an merupakan kalamullah. Allah SWT Berfirman (QS.2:23-24)

3. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Bahwa Al Quran itu diturunkan oleh Allah SWT langsung kepada Rasulullah SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Allah benjelaskan dalam Al Qur’an (QS 26:192-195)

4. Diriwayatkan secara mutawatir.
Setelah Rasulullah SAW mendapatkan wahyu dari Allah SWT, beliau langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada sahabatnya. Diantara mereka terdapat beberapa orang sahabat yang khyusus mendapatkan tugas dari Rasulullah untuk menuliskan wahyu. Terkadang Al Qur’an  ditulis di pelepah korma, di tulang tulang, kulit hewan dan sebagainya. Diantara yang terkenal penulis Al Quran adalah Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah, Ubai ibn Ka’b dan Zaid bin Tsabit. Demikianlah para sahabat yang lainpun banyak yang menulis Al Qur’an meskipun tidak mendapatkan instruksi secara langsung dari Rasulullah SAW namun pada masa Rasulullah SAW ini Al Qur’an belum terkumpulkan dalam satu mushaf sebagaimana yang ada pada saat ini.

5. Membacanya sebagai Ibadah.
Dalam setiap huruf Al Qur’an yang kit abaca, memiliki nilai ibadah yang tiada terhingga besarnya. Dan inilah ibadah yang tiada terhingga sebesarnya. Dan inilah keistimewaan Al Qur’an yang tidak dimiliki oleh kitab lain.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra Rasulullah SAW bersabda, ‘barang siapa yang membaca satu huruf dari kibabullah (Al Qur’an), maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak menbgatakan bahwa Alif lam Mim sebagai satu huruf. Namun alif merupakan satu huruf, lam satu huruf dan Mim  juga satu huruf ‘( HR Tirmidzi)


Koneskuensi Keimanan Terhadap Al Qur’an.

  1. Senantiasa dengat dengan Al Qur’an. Dekat dengan al Qur’an maksudnya adalah senantiasa memiliki keinginan untuk berinteraksi secara dekat dengan Al Quran, Interaksi ini tergambarkan dalam dua hal yaitu: m,empelajari dan mengajarkan.
  2. Mentarbiyah diri dengan Al Quran. Al Qur’an merupakan kibabul Hidayah, yang dapat merubah suatu kondisi masyarakat dari kejahiliyahan menuju masyuarakat Islam. Rasulullah SAW telah membuktikannya dengan menrubah kkondisi bangsa Arab yang suyka peperangan perampasan hak, kedustaan, khomer, perzinaan, pembunuhan, riba dan lain sebagaianya menjadi masyarakat yang cinta perdamaian, persamaan hak, kejujuran, kasih sayang, keadilan dan lain sebagainya. Kesemuanya dapat dilakukan karena Al Qur’an merupakan kibabul hidayah; memberikan hidayah kepada manusia dari kegelapan menuju cahaya Islam yang terang benderang.
  3. Menerima sepenuh hati segala hukumyang terkandung di dalamnya. Jika kita memahami bahwa Al Qur’an merupakan kalam Allah yanbg diwahyukan kepada Rasulullah SAW, tentulah kita akan dengan segera melaksanakan isi kandungan dari Al Qur’an. Karena segala perintah, larangan pesan atau apaun yang tedapat di dalamnya, merupakan perintah, larangan, pesan dari Allah SWT. Dan disinilah keimanan kita akan diuji oleh Allah SWT. Orang beriman, ia akan dengan segera melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya Allah berfirman (QS 33:36)
  4. Berda’wah (mengajak) orang lain kepada Al Qur’an. Karena kita meyakini bahwa hanya Al Quranlah satu satunya pedoman hidup yang dapat membahagiakan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Hanya Al Qur’anlah yang dapat memberikan keteduhan, ketenangan dan kesejukan dalam tiap diri insan. Al Qur’an telah terbukti menjadikan umat islam mampu menjadi pemimpin dunia dalam kurun waktu yang relative lama. Al Qur’an juga mampu mengubah kondisi suatu bangsa dari jurang kebobrokan menuju puncak kemulyaan. Oleh karena itulah, salah satu konsekuensi keimanan kita kepada Al Quran adalah mengajak mereka dengan cara yang bijak  untuki bersama sama menjadikan Al Qur’an sebagai peoman hidup. Allah berfirman mengatakan (QS.16:125)
  5. Menegakkannya dimuka bumi. Allah SWA menuntut pada kaum kaum yang terdahulu untuk menegakkan agamaNya di muka bumi, maka demikian pula halnya dengan umat Islam. Allah menuntut pada kita untuk menegakan agamaNya dengan menegakan Al Qur'anadalaha dengan menegakan hukumhukumnya di muka bumi yang menjadi hukum seluruh umat manusia di manapun mereka berada. Allah SWT berfirman (QS.42:13)
Al Qur'an Sebagai Minhajul Hayah
Konsepsi inilah yang pada akhirnya dapat mengeluarkan umat manusia dari kejahiliyahan menuju cahaya Islam. Dari kondisi tidak bermoral menjadi memiliki moral yang sangat mulya. Dan sejarah telah membuktikan hal ini terjadi pada sahabat Rasulullah SAW. Sayid  Qutub mengemukakan (1933:14): 'Bahwa sebuah generasi telah lahir dari dakwah-yaitu generasi sahabat- yang memiliki keistimewaan tersebut dalam sejarah umat Islam, bahkan dalam sejarah umat manusia secara keseluruhan. Generasi seperti ini tidak mucul kedua kalinya ke atas dunia ini sebagaimana mereka. Meskipun tidak disangkal adanya beberapa individu yang dapat menyamai mereka, namun tidak sama sekali sejumlah besar sebagaimana sahabat dalam satu kurun waktu tertentu, sebagaimana yang terjadi pada periode awal dari kehdupan da'wah ini.'

Cukuplah kesaksian Rasulullah SAW menjadi bukti kemulyaan mereka, manakala beliau mengatakan dalam sebuah haditsnya; ' Dari Imrah bin Hushain ra. Rasulullah SAW bersabda:' sebaik baiknya kalian adalah generasi yang ada pada masaku (para sahabat), kemudian generasi berikutnya (tabi'in), kemudian generasi yang berikutnya lagi (atba'ut tabiin) (HR  Bukhari)

Sayid Qutub mengemukakan (1993):14-23) terdapat tida hal yang melatar belakangi para sahabat sehingga mereka dapat menjadi khairul Qurun, yang tiada duannya di dunia ini.  secara ringkasinya adalah sebagai berikut:
  1. Karena mereka menjadikan Al Qur'an sebagai satu satunya sumber petunjuk jalan, guna menjadi pegangan hidup mereka, dan mereka membuang jauh jauh berbagai sumber lainnya.
  2. Ketika mereka membacanya, mereka tidak memiliki tujuan untuk tsaqofah, pengetahuan, menikmati keindahannya dan lain sebagainya. Namun mereka memvaca hanya untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan oleh Allah dalam kehidupan mereka.
  3. Mereka membuang jauh jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliah. Mereka memandang bahwa islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah  dengan masa lalu.

Dengan ketiga hal inilah generasi sahabat mucul sebagai generasi terindah yang pernah telahid ke dunia ini. Disebabkan karena ketotalitasan mereka ketika berinteraksi dengan Al Qur'an yang dilandasi sebuah keyakinan yang sangat mengakar dalam lubuk sanubari mereka yang teamat dalam, bahwa hanya Al Qur'anlah satu satunya pedoman hidup yang mampu mengantarkan manusia pada kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat.

Penutup.
Tinggalah dua pilihan masih ternganga di hadapan kita: antara jaya dengan Al Qur'an atau binasa dengan meninggalkannya, Sejarah telah bervicara fakta abadi: bahwa umat ini dapat memperoleh izzahnya dengan Al Qur'an. Dan merekapun Allah kerdilkan karena meninggalkan Al Quran dalam sesbuah hadits Rasulullah SAW mengatakan: " Dari umar Bin Khattab ra, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat detajat suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur'an), dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain" (HR Muslim)