MENYAMBUT RAMADHAN


Oleh: Ust Al Anshary



Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS 2: 183)


Beberapa hari lagi kita akan kedatangan bulan Ramadhan. Kedatangan Ramadhan tahun ini tentu akan kita sambut dengan penuh kegembiraan karena Insya Allah, kesempatan menikmati ibadah Ramadhan kembali kita peroleh. Target utama dari ibadah Ramadhan sebagaimana yang disebut dalam ayat diatas adalah semakin mantapnya ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebagai wujud dari rasa gembira itulah, Ramadhan tahun ini tidak boleh kita lewatkan begitu saja tanpa aktivitas, yang dapat meningkatkan ketaqwaan diri, keluarga dan masyarakat kita terhadap Allah SWT. Maka persiapan persiapan kearah itu sudah harus kita lakukan, baik secara pribadi maupun bersama sama.


Ramadhan yang penuh berkah harus kita jadikan sebagai momentum untuk menyelamatkan masyuarakat melakukan taqarrub Ilallah (mendekatkan diri kepada Allah), baik dengan taubat, munajat dan menjalankan sejumlah peribadatan maupun dengan khidmat yakni memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat agar kehidupan kita betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi orang laindan perbaikan masyarakat dapat kita wujudkan dari waktu ke waktu, baik perbaikan diri, keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara.


Persiapan Menjelang Ramadhan.

  1. Memperbanyak doa, jika telah memasuki bulan Rajab,  maka Rasulullah SAW berdoa: “Ya Allah berkahi kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.”  “Ya Allah bulan Ramadhan tel;ah menaungi kami dan telah hadir, serahkanlah ia pada kami dan serahkanlah kami padanya, karuniakanlah kami kesanggupan untuk berpuasa, dan menegakan malam-malamnya. Dan karuniakanlah kami kesungguhan kekuatan dan semangat serta jauhkanlah kami dari fitnah di dalamnya” “ Ya Allah sampaikanlah kami pada Ramadhan dengan aman, keimanan, keselamatan, Islam, kesehatan dan terhindar dari penyakit sertga bantulaah kami untuk melaksanakan shalat, puasa dan tilawah al Qur’an padanya”
  2. Memperbanyak aktivitas puasa di bulan Sya’ban, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW da'a, Hadits Bukhari-Muslim, Aisyah ra berakata: Tidaklah aku lihat Rasul menyempurnakan puasanya sebulan penuh kecuali  pada Ramadhan dan tidak juga aku lihat beliau memperbanyak puasa sunnatnya kecuali di bulah Sya’ban.
  3. Memperbanyak aktivitas Tilawah Qur’an, sebagaimana yang diungkapkan Anas bin Malik bahwa para sahabat jika memasuki bulan Sya’ban, mereka segera mengambil musyaf dan membacanya.
  4. Segera mengqodho puasa Aisyah ra berkata: dulu aku pernah punya hutang puasa Ramadhan, dan aku tidak dapan membayar qodho’nya kecuali dibulan Sya’ban
  5. Saling maaf memaafkan sesama muslim, sehingga dalam memasuki Ramadhan dosa kita dengan sesame sudah terhapuskan sehingga pada bulan Ramadhan hanya menyelesaikan dosa kepada Allah SWT saja. Dan pada saat hari raya Iedul Fitri tiba,  kita benar benar dalam keadaan fitrah.
  6. Mengkaji Fiqih yang berkaitan dengan Ibadah Ramadhan, sehingga pelaksanaannya berjalan dengan baik berdasarkan pemahaman yang benar.


Pada saat Ramadhan:
Ihya Ramadhan atau menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas, yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Bulan yang pernuh berkah, rahmat, dan ampunan ini hendaknya diisi dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, meperpanjang ruku’, sujud, shalat tarawih bermunajat kepada Allah memperbanyak shalat nawafil senantiasa berzikir, tilawah, tadabbur Al Qur’an, I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, mengurangi waktu tidur di siang hari ( semnentara Rasulullah SAW dan Ummahatul Mu’minin selama Ramadhan begitu aktifnya beramal).


Disamping itu aktivitas Ramadhan juga harus dapat meperkokoh hubungan dengan sesama seperti pemberian zakat, infaq, dan shodaqoh, iftor (buka puasa bersama) dan lain lain, menjauhkan diri dari perbuatan laghwu (sia-sia)
Bulan Ramadhan adaah fursoh untuk memperbanyak ibadah sehingga kita dapat menjauhi hal hal yang mempersempit waktu ibadah, seperti menghabiskan waktu hamper seharian didapur untuk menyiapkan makanan berbuka, karena saat yang gerbaik untuk pengisian ruh dan pensucian jiwa akan hilang begitu saja dengan pengisian perut dan pengotoran jiwa, menghabiskan waktu di depan televise dan perbuatan lainnya yang cenderung tidak ada gunanya.


Menahan anggota tubuh dari perbuatan yang diharamkan menjadi suatu keniscayaan dalam bulan Ramadhan ini. Seperti misalnya menahan pandangan mata dari pandangan yang dimakruhkan. Menahan pendengaran dari namimah, ghibah dan kemungkaran, menjaga lisan dan hari dari perbuatan yang dapat mengotorinya. Rasulullah SAW bersabda:
Bukanlah shaum itu sekedar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan pekerjaan yang sia sia (tidak bernilai) dari kata kata sombong ( Hr Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)
Rasulullah SAW bersabda:  Barang siapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata kata bohong, bahkan meprakteknnya, maka tidak ada nilainya bagi Allah, apa yang ia sangkakan sebagai puyasa yaitu sekedar meninggalkan makan dan minum (HR Bikhari-Muslim).


Dalam Ramadhan ini kita bertekad akan menyelami rahasia kehidupan, dari mana, di mana dan hendak kemana kita? Sehingga kita akan menghayati dunia ini adalah tempat berusaha untuk mematuhi perintah Allah dan akhirat adalah unuk menerima balasan dari Nya.
Pada bulan Ramadhan ini, kita akan berusaha untuk mendaparkan ramhat dan ampunan Allah, karena sesungguhnya kecelakaanlah bagi orang orng yang tidak mendapatrkan rahmat Allah pada bulan yang penuh dengan rahmat ini. Selamat dating wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang orang yang bersungguh sungguh beribadan di dalamnya. Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan keridhoanMulah dambaan kami. Wallahu a’lam bisshawab.


TARGET PUASA
Bila kita hendak simpulkan tentang apa sesungguhnya target ibadah puasa secara khusus dan ibadah Ramadhan lainnya, secara umum, maka target yang hendak kita capai adalah terwujudnya peningkatan taqwa kepada Allah SWT dalam arti yang sesungguhnya sebagaimana firman Allah dalam QS 2:183 di atas. Oleh karena itu, dari Ramadhan ke Ramadhan, dari satu peribadatan ke peribatan berikutnya semestinya membuat taqwa kita kepada Allah SWT semakin berkualitas, ibarat orang menaiki tangga, maka dia sudah berada pada pijakan tangga yang lebih tiggi sesuai dengan frekuensi peribadatannya. Manakaaala dari tahun  ke tahun ibadah Ramadhan kita tunaikan, tetapi ternyata tidak ada peningkatan taqwa kepada Allah yang kita tunjukan, maka kita khawatir kalau puasa kita itu tergolong hanya meraskan lapar dan haus saja.  Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatan pahalanya, melainkan hanya lapar dan haus saja (HR Ahmad dan Hakim dari Abu Hurairah)