Oleh: Ust Purwanto
Setiap muslim yang telah
berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam
agamanya, Muhammad rasulnya,. Harus senantiasa memahami ikrar ini dan mampu
merealisasikan nilai nilainya dalam kehidupannya. Setiap dimensi kehidupannya
harus terwarnai dengan nilai nilai tersebut, baik dalam kondisi aman maupun
dalam kondisi terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena umat, kita
menyadari bahwa setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam, mampu mengimplementasikan dalam seluruh sisi
kehidupannya. Dan orang yang mampu mengiplementasikannya belum bisa bertahan
sesuai dengan yang diharapkan Islam, yaitu komitmen, konsisten dan istiqomah
dan memang adjaran-Nya sepanjang perjalanan hidup. Maka Istiqomah dalam
memegang tali Islam merupakan kewajiban asasi dan sebuah keniscayaan bagi hamba
hamba Allah yang menginginkan khusnul khatimah dan berharap syurga-Nya.
Rasulullah SAW bersabda diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
“ Berlaku moderatlah dan
beristiqamah, dan ketahuilah sesunggunya dan tidak ada seorangpun diantara
kalian yang selamat amalnya”. Mereka bertanya, “ Dan juga engkau ya…
Rasulullah?” Beliau bersabda “ Dan juga aku (tidak selamat juga) hanya saja
Allah SWT telah meliputiku dengan rahmat dan anugrah-Nya” (HR Muslim).
Istiqomah bukan hanya
diperintahkan kepada manusia biasa saja, tetapi juga bagi manusia besar,
seperti para nabi dan rasul. Perhatikan Ayat ini:
“Maka tetaplah (istiqomah)
kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang
yang telah taubat beserta kamu dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS Hud:112)
Definisi:
Istiqomah berarti berdiri tegak
lurus, Istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Secara terminology, adalah
mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasio dan kondisi apapun. Ia Nak
batu karang yang tegar menghadapi gempuran ombak yang datang silih berganti. Ia
tidak mudah loyo atau mengalami future, frustasi dan degradasi dalam perjalanan
dakwah. Ia senantiasa sabar dalam menghadapi seluruh godaan dalam medan dakwah
yang diembannya. Meskipun tahapan dakwah dan tokoh sentralnya mengalami
perubahan. Itulah manusia muslim sesunguhnya, selalu istiqomah dalam sepanjang
jalan dan di seluruh tahapan dakwah.
Dalil dan Dasar Istiqomah
“Maka tetaplah (istiqomah)
kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang
yang telah taubat beserta kamu dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. QS Hud:112)
Ayat ini mengisyaratkan kepada
kita bahwa Rasulullah dan orang-orang yang bertaubat bersamanya harus
beristiqomah sebagaimana yang telah diperintahkan. Istiqomah dalam babda (dasar
atau awal pemberangkatan) minhaj dan hadaf (tujuanO yang digariskan dan tidak
boleh menyimpang dari perintah ilahiah.
“Sesungguhnya orang orang yang
telah mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka menegukhan
pendirian mereka , maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan,
“janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. “Sesungguhnya orang orang
yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka tetap istiqomah maka
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita, mereka mereka itulah penghuni
penghuni surge, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah
mereka kerjakan”(QS. 46: 13-14)
Dari beberapa ayat di atas
menggambarkan urgensi istiqomah telah beriman dan pahala besar yang dijanjikan
Allah SWT. Seperti hilangnya rasa takut, sirnanya kesedihan dan surge bagi
hamba hamba Allah yang senatiasa memperjuangkan nilai nilai keimanan dalam
setiap kondisi dan situasi apapun. Hal ini dikuatkan beberapa hadits nabi di
bawah ini:
“Aku berkata, “Wahai rasulullah
katakanlah dalam Islam yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun selain
engkau. Beliau bersabda, “ Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah, kemudian
Istiqomahlah(jangan menyimpang)” (HR Muslim dari Sufyan bin Abdullah). Selaian
ayat ayat dan hadits di atas, ada beberapa pernyataan ulama tentang urgensi
istiqomah. Sebagian orang arif berkata, Jadilah kamu orang yang memiliki
istiqomah, tidak menjadi orang yang mencari karomah,Karena sesungguhnya
diririmu bergerak untuk mencari karomah sementara Rabbmu mentntutmu untuk
beristiqomah”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, sebesar besar karomah
adalah memegang istiqomah.
Faktor Faktor yang melahirkan
Istiqamah:
- Ibnu Qayyim dalam “ Madaarijus Salikin” menjelaskan bahwa ada enam factor yang mampu melahirkan istiqamah dalam jiwa seseorang yaitu sebagai berikut:
- Beramnal dan melakukan optimalisasi (QS.22:78)
- Berlaku moderat antara tindakan melampaui batas dan menyia nyiakan (QS. 25:67)
- Dan orang orang apabila membelanjakan (harga), mereka tidak (pula) berlebihan, dan tidak (pula) kikir dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah tengah antara yang demikian
- Tidak melampaui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuan (QS 17:36) “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”
- Tidak menyandarkan pada factor temporer, melainkan bersandar pada sesuatu yang jalas.
- Ikhlas (QS 95:5). “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-nya dalam (menjalankan) agama yang luyrus.
- Ittiba’as sunnah (mengikuti sunnah).
Dampak positif Istiqamah
Manusia muslissm syang
beristiqamah dan selalu berkomitmen dengan nilai nilai kebenaran islam dalam
seluruh aspek kehidupannya akan merasakan dampaknya yang positif dan buahnya
yang lezat sepanjang hidupnya. Adapun dampak dan buah Istiqamah sebagai berikut:
1. Keberanian (syaja’ah) (QS. 5:52)
2. Ketenangan (Ithmi’nan) (QS. 3:146, 6:82, 13:28)
3. Optimis (Tafa’ul) (QS:57:22-23, 12:87, 15:52)
Khatimah:
Maka dengan tiga buah itiqomah
ini, seorang muslim akan selalu mendapatkan kemenangan dan merasakan
kebahagiaan, baik yang ada di dunia maupun yang dijanjikan nanti di akhirat
kelak. Perhatikan ayat berikut:
“Sesungguhnya
orang orang yang mengatakan, “Tuhan kamu ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan, janglah kau takut dan merasa
sedih;dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah
kepadamu, kamilah pelindung p[elindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu,
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; didalamnya
kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu
minta sebagaimana, sebagaimana hidangan (bagimu) dari tuhan Yang Mahja
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS 41:30-32)
Semoga akita dijadikan sebagai
hamba-Nya yang selalu bersabar, syukur dan kosisten dalam menjalankan kebenaran
hingga meninggal dalam keadaan husnul khatimah, serta mendapatkan Ridha-Nya dan
dimasukan kedalam surganya- Amin.